RSS
mampir dulu..... monggooooo....

TJEPOE


Cepu...
Yups...
Ini adalah nama salah satu tempat dimana aku lahir dan dibesarkan.
Sebuah kecamatan di kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kebanyakan orang mengenal nama Cepu karena minyak dan kayu jati, walaupun masih banyak orang tidak tahu he..he..he..
Kalau ingat Cepu, pasti ingat Blok Cepu. Ya begitulah yang memang terjadi karena memang hari-hari kemarin atau belum lama ini banyak pemberitaan mengenai Blok Cepu. Meskipun hanya sebuah kecamatan yang luas wilayahnya tidak seberapa, namun letaknya yang strategis karena sebagai persimpangan ke kota-kota lain di sekitarnya yaitu Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Blora, Rembang, dan sebagainya, menjadikan kecamatan Cepu lebih ramai dibanding kabupaten Blora.
Menurut cerita Cepu merupakan nama yang diambil dari sebuah cerita Arya Penangsang yang terkena tombak  pada saat terjadi pertempuran. Tombak tersebut menancap di pahanya, dari cerita tersebut nama Cepu diambil karena “MENANCAP DI PAHA” dalam bahasa jawa “MANCEP NING PUPU” yang berasal dari kata dasar Tancap = Mancep, Paha = Pupu. Kata orang-orang termasuk kakekku sih bengono ceritanyo..... tapi ada pula yang mengartikan dengan sedikit guyonan ala Cepu yaitu Cepu berarti Cepitan Pupu....hahay....
Kalau nanti ada yang berkunjung ke kecamatan yang terletak diantara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dibatasi oleh Bengawan solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa, jangan sia-siakan kesempatan untuk menikmati suasana kecamatan Cepu, karena akan ada hal-hal menarik yang mungkin temen-temen temukan. Mulai dari bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda, kereta wisata (lokomotive milik perhutani), kuliner yang mungkin tidak ada di tempat lain, sampai suasana malam di taman seribu lampu atau bahasa gaulnya ONE THOUSAND LAMPS PARK.. hahay....
Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga kini, diantaranya adalah loji klunhung, Gedung pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda yang biasa disebut Kuburan Londo, jalur kereta, Depo stasiun Cepu, serta landasan pesawat terbang yang dapat dijumpai di desa Kapuan. Selain bangunan tua tak lupa beberapa Monumen yang menjadi ikon kecamatan Cepu antara lain Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda yang terletak di dekat kantor kecamatan Cepu, dan GPH Dipokusumo yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko. 
Monumen Ronggolawe

Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan kayu dan wisata hutan jati dengan lokomotive milik perhutani. Perjalanan wisata dengan menggunakan Lokomotive milik perhutani akan sangat disayangkan jika dilewatkan. Dipo lokomotive milik perhutani ini mempunyai beberapa lokomotive diantaranya  lokomotive uap buatan Berliner Maschinenbau tahun 1928 untuk perjalanan wisata  yang diberi nama Tudjubelas, entah apa arti dari nama tersebut. Di Dipo milik perhutani setidaknya masih ada dua lagi lokomotive sejenis yang bernama Agustus dan Bahagia. Sedangkan rute yang akan dilalui sepanjang 22 Km, kereta wisata tersebut melintasi daerah perkampungan, ladang, hutan dan perbukitan menuju Gubuk Payung. Ditengah perjalanan wisata temen-teman akan melintas dian atas jalan raya Cepu – Blora yang dikenal dengan nama Bruk Brosot( lewat bawah jembatan), karena memang jalan raya tersebut lewat dibawah rel kereta. Di akhir perjalan yaitu di tujuan kereta wisata adalah Gubuk Payung, tempat yang berada dibawah rimbunan hutan jati yang menyuguhkan keindahan yang tidak bisa di dapatkan di tempat lain.
Pemandangan daerah pedesaan yang dilalui kereta wisata


Bruk brosot, jalan Cepu-Blora

Makanan khas yang akan dijumpai adalah ledre pisang raja, nasi pecel, bethithi, lonthong tahu dll. Bethithi adalah salah satu makanan khas yang biasanya sebagai teman untuk menikmati nasi jagung. Ada pula makanan yang biasa disebut “Enthung”. Enthung adalah kepompong dari ulat pohon jatiyang hendak jadi kupu-kupu. Musim enthung biasanya datang setahun sekali setelah musim hujan. Konon enthung mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau di tumis dengan beberapa bumbu. Tapi bagi yang tidak biasa jangan coba-coba, karena buat sebagian orang Enthung bisa menyebabkan alergi atau berupa gatal-gatal di sekujur tubuh, orang daerah Cepu biasa menyebutnya “Bidhuren”, tapi tenang saja karena gatal-gatal ini dengan mudah dapat diobati dengan obat anti alergi dari toko obat atau apotek. Tantangan yang cukup menarik bukan?!hehehehe.....
Oseng-oseng Enthung

Ketika matahari tenggelam tiba saatnya menikmati suasana malam kecamatan Cepu di keramaian Taman Seribu Lampu, dinamakan Taman Seribu Lampu karena memang taman tersebut terdapat lampu penerangan taman yang jumlahnya cukup banyak untuk taman seukuran itu. Pada malam hari taman ini selalu ramai dikunjungi masyarakat yang menjadi sarana hiburan dan tempat nongkrong, karena banyak dijumpai pedagang makanan, pakaian, mainan anak atau hanya sekedar cuci mata. Diantara hiburan dan makanan yang dijajakan disana ada minuman yang populer bagi masyarakat Cepu yaitu Kopi Kothok. Kopi Kothok ini sangat mudah diemukan di daerah Cepu, karena memang sebagian masyarakat Cepu menyukai jenis minuman ini.
Taman seribu lampu, siang hari


Taman seribu lampu, malam hari

Huft...tak terasa aku sudah bercerita panjang lebar tentang daerah kelahiranku. Ini adalah cerita pertamaku, jadi kalau ada yang kurang kasih taw ya...hehehe...
Eittttzzzzz....jangan lupa tuk mapir di Cepu.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

missmayssu mengatakan...

Hallo tetangga..... gak nyangka ketemu disini ya, hehe.. Btw oseng2 enthungnya mengerikan sekali, tapi katanya mengandung banyak protein ya..
Perlu dicoba nih untuk uji adrenalin.

Oke deh, ditunggu cerita2 berikutnya ya.
Salam sukses!

eccoo dark tiger mengatakan...

oo..yaa???tetangga???yg bnr aj!!
ga terlalu ngeri kuk oseng2 enthungnya cz gmpang diobatin...

thank's commentnya....

Unknown mengatakan...

hbat euuui kngen ni am cepuuuuuu tercinta

Posting Komentar