RSS
mampir dulu..... monggooooo....

Candi Cetho

Rekreasi memang kegiatan yang paling menyenangkan. Dan kali ini perjalananku menuju kawasan lereng Gunung Lawu yang berudara sejuk dan berjarak 35 Km arah timur dari kota solo. Aku bersama 4 Teman kos antara lain : Deny , Rio, Solikin ,dan mas Taufiq akan menghabiskan waktu di Candi cetho, candi sukuh dan air terjun jumog jadi tujuan wisata pelepas penat dan melupakan sejenak masalah-masalah yang ada. Candi cetho dan Candi sukuh adalah situs yang merupakan peninggalan dari abad ke 15, yang dibangun pada akhir masa keruntuhan Majapahit. Ceritanya seh begetu...

Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Candi Sukuh, kami berangkat dari kartosuro atau tepatnya dekat kampus UMS(Universitas Muhammadiyah Surakarta) dengan menggunakan sepeda motor pukul 7.00 WIB. Karena ini perjalanan pertama kalinya menuju Sukuh yang berada di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, kami sempat bingung dan bertanya jalan menuju ke candi sukuh 2 kali. Pukul 8.30 kami baru sampai di Candi Sukuh, padahal seharusnya hanya butuh waktu 45 menit sampai 1 jam saja untuk sampai ke Candi tersebut jika sudah tau jalannya.

Candi Sukuh
Sesampainya di Candi Sukuh kami bersemangat sekali karena malam sebelumnya kami sudah membaca cerita Candi Sukuh dari mbah wiki bawa Candi Sukuh digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan Seksualitas(weleh..weleh....). Ada cerita unik pada Teras ketiga dari Candi Sukuh yaitu terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan. Jika para pengunjung ingin mendatangi candi induk yang suci ini, maka batuan berundak yang relatif lebih tinggi daripada batu berundak sebelumnya harus dilalui. Selain itu lorongnya juga sempit. Konon arsitektur ini sengaja dibuat demikian. Sebab candi induk yang mirip dengan bentuk vagina ini, menurut beberapa pakar memang dibuat untuk mengetes keperawanan para gadis. Menurut cerita, jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas(aseeekkk....). Tapi sayang banget, kami datang terlalu pagi, sehingga penjaganya belum pada nongol. Loketnya saja masih tertutup rapat, terpaksa kami hanya melihat dari luar.

Karena kami datang terlalu pagi dan belum dibukanya Candi Sukuh maka kami melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata yang kedua yaitu air terjun Jumog. Tempatnya tidak terlalu jauh dari Candi Sukuh, karena masih berada di desa yang sama. Berbeda dengan Grojogan Sewu di kecamatan Tawangmangu, air terjun Jumog terlihat lebih sederhana. Air terjunnya pun tidak terlalu tinggi, namun tetap memancarkan keindahan khas wisata alam. Begitu sampai kami tak sabar tuk menikmati dinginnya air terjun khas pegunungan.
 
Tangga menuju air terjun Jumog
Air Terjun Jumog

Setelah menikmati keindahan air terjun Jumog kami melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata yang terakhir yang tidak lain adalah Candi Cetho. Ditengah perjalanan menuju Candi Cetho kami disuguhi panorama kebun teh yang tak kalah indahnya. Candi yang berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten karang anyar ini  sama dengan Candi Sukuh yang merupakan  peninggalan dari abad ke 15, yang dibangun pada akhir masa keruntuhan Majapahit. Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Kami tak melewatkan kesempatan berfoto disana, dan ternyata din candi Cetho sedang digelar acara sembahyang bagi umat agama Hindu. kami juga sempat mengabadikan gambar bersama umat beragama Hindu yang datang dari Bali untuk melakukan upacara keagamaan.

Panorama alam menuju Candi Cetho
Pemandangan Candi Cetho
foto bareng umat Hindu dari Bali
Puri Saraswati
Kami jalan-jalan untuk melihat apa saja yang ada di Candi Cetho, tak rugi kalu kami memutuskan tuk mengunjungi Candi ini karena memang pemandangan alam sekitar yang sangat asri dan indah. Ada kejadian lucu yang kita dapati ketika di Puri Saraswati, kami melihat seorang wanita cantik. Lalu aku mendatanginya dan bertanya ada apa di ujung sana? dan dia menjawab dengan susah payah pertanyaanku menggunakan bahasa inggris. Dipikir cewek itu, aku turis asing hahahahahahah.....temen-temen pun tertawa, lalu dijawab mas taufiq klo kami akan melihatnya.
Kami melihat sendang yang biasanya untuk mencuci muka dan melempar koin sembari mengucap do'a. Setelah mencuci muka dengan air sendang yang cukup dingin, kami menyempatkan tuk melihat candi kethek yang tersembunyi di dekat candi Cetho. Tapi sayang kami harus bergegas kembali ke tempat pakir karena hujan datang.Akhirnya setelah menunggu hujan hingga sore hari, kami memutuskan untuk langsung pulang karena hari sudah mulai gelap....

Bagi temen-temen yang belum pernah datang kesana, jangan lewatkan kesempatan tuk datang kesana. Disamping akses jalan yang mudah, biaya masuk ke tempat-tempat wisata tersebut murah meriah...cuma Rp. 5000 sodara....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mainan baru polisi

Polisi punya mainan? Pistol jenis baru kah?
Weeee... sabar dulu bukan itu sodara....

Mungkin sebagian masyarakat Indonesia sudah bnyak yang mendengar bahwa belum lama ini POLRI menerbitkan Protap (Prosedur Tetap) tentang Penanggulangan anarki yang di sahkan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri di masa akhir jabatanya pada tanggal 8 oktober 2010. Protap yang mengizinkan polisi menembak siapapun yang dianggap terlibat kasus anarkisme atau terorisme tersebut menjadi panduan bagi personil organisasi dalam menjalankan tugas sehari-hari.

nah apa ga takut ama yang kya gini???


seperti yang kita tau Polri sering sekali terlibat dalam tindak kekerasan dan pelanggaran HAM dengan mengatasnamakan penegakan hukum. Dikhawatirkan dengan adanya Protap ini akan timbulnya multi tafsir pelaksanaannya. Di satu sisi, aturan ini dapat menjadi basis aturan yang mendukung keberanian Polri dalam menghadapi anarkisme kekerasan oleh preman dan kelompok kekerasan. Namun pada sisi lainnya, bukan tidak mungkin hal ini juga bisa diberlakukan kepada kelompok-kelompok pro demokrasi.

Apa perlu Polri memilih justifikasi dengan pendekatan refresif. Bukankah Polisi adalah pengayom masyarakat? Seperti yang kita tahu di Indonesia sering sekali terjadi demo yang berujung anarkis. Dengan adanya Protap ini, apakah salah jika masyarakat beranggapan Polisi adalah ancaman bagi masyarakat? karena mungkin Protap ini akan diberlakukan untuk setiap kegiatan demo yang berujung anarki dan mengancam nyawa manusia. Lalu bagaimana dengan Demokrasi?

Akan sangat disayangkan jika harus terulang berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa pada Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Jadi harus ada batasan anarki itu sendiri dengan jelas!!!

Sesuai Protap, seorang anggota polisi harus memperhatikan empat asas dalam penanganan anarki. Antara lain, asas legalitas, asas nesesitas, asas proporsionalitas, asas akuntabilitas. namun muncul pertanyaan baru, Sudahkah Polisi memahami dengan Benar asas tersebut?

Kalau aku sih lebih milih KORUPTOR yang ditembak di tempat daripada mahasiswa yang demo dan menimbulkan anarki....
hehehehehe.....

kalu menurut kalian bagaimana?????

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CEPTIC



CEPTIC adalah sebuah club motor Honda Tiger di kecamatan Cepu dan aku salah satu anggotanya. Aku mulai bergabung dengan CEPTIC kira-kira sudah satu tahun lebih. Pada awalnya club Honda Tiger di Cepu berdiri tahun 2006 waktu itu masih dengan nama CTC (Cepu Tiger Comunity) entah berapa anggotanya, aku kurang begitu tau. Setelah tahun 2008 nama CTC berubah menjadi CEPTIC (Cepu Tiger Comunity), karena memang anggota dan kepengurusannya sudah berubah. Dengan berganti nama dari CTC menjadi CEPTIC, club ini mulai serius dengan keorganisasiannya dengan selalu aktif di setiap kegiatan yang diselenggarakan HTCI (Honda Tiger Club Indonesia) dengan harapan baru tentunya.

Honda Tiger Club Indonesia (HTCI) adalah induk organisasi klub kehobbian sepeda motor Honda Tiger di Indonesia. Peran organisasional HTCI adalah sebagai pelaksana koordinasi dari aktivitas dan pertukaran informasi seluruh club anggotanya dimana peran dasar dari HTCI adalah penguatan jaringan dan rasa persaudaraan, terutama diantara club anggota. Kegiatan resmi tahunan yang menjadi agenda Pengurus Pusat (PP-HTCI) adalah Musyawarah Nasional (Munas HTCI), Jambore Tiger Nasional (Jamnas) dan kegiatan lain yang ditetapkan oleh PP-HTCI baik yang bersifat kegiatan bakti sosial ataupun event yang berskala provinsial, geografis maupun nasional.


Ketum Ceptic
CEPTIC yang saat ini statusnya sudah terdaftar di ketuai oleh Bro Wanto yang berada disamping tulisan ini dengan gayanya yang khas ala biker (tenan ora kwi wkwkwkwkwkwk) mempunyai kurang lebih 43 anggota yang selalu aktif. Setiap malam minggu pukul 22.00 seluruh anggota berkumpul di bundaran simpang 7 (tujuh) di Taman seribu lampu Kecamatan Cepu. Selain untuk berbagi info terbaru mengenai club, malam minggu itu juga dimanfaatkan untuk sarana pengakraban buat anggota CEPTIC. Biasanya selepas pukul 23.00 seluruh anggota CEPTIC akan berpindah tempat di MUNYUR begitulah temen-temen menyebutnya.

What is munyur????
Mungkin bagi temen-temen yang belum pernah mampir ke Cepu bertanya-tanya apa itu MUNYUR. Munyur adalah salah satu penjual kopi khotok di kawasan taman seribu lampu, tempat untuk bersantai sambil menikmati Kopi Kothok.



 Banyak sekali kegiatan touring bersama Club Honda Tiger yang berada di bawah naungan HTCI yang sudah diikuti walaupun tidak semua anggota CEPTIC ikut dalam setiap event, karena memang setiap anggota mempunyai kesibukan yang berbeda-beda. Diantaranya Rakorda di Majenang(MTC), aniversary Banjarnegara(BITC), Rakorda Cilacap(CTR), anyversary Jogja (IMTY), dll. CEPTIC anggotanya yang terdiri dari pegawai swasta, pegawai negeri, wirausaha, mahasiswa, sampai pelajar tidak pernah merasa canggung karena perbedaan umur, pekerjaan atau apapun, karna memang rasa persaudaraan yang sangat erat.

Anggota CEPTIC (ada dua orang slundupan)


ketua harian dengan kostum turing ala pak modin (sebelah kanan)


Bro Aan yang didampingi istrinya(jan kompak)
    
Bro ipunk di acara anyversary PROTEC



 
inilah aku hahay...

Club yang mulai aktif di kegiatan HTCI sejak 2008 sudah banyak memberikan pengalaman, pengetauan dan mebuat aku mepunyai lebih banyak saudara baik di dalam CEPTIC mapun Club tiger lainnya....
semoga CEPTIC menjadi club yang solid......
amin....
HIDUP CEPTIC....

HIDUP HTCI.......

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TJEPOE


Cepu...
Yups...
Ini adalah nama salah satu tempat dimana aku lahir dan dibesarkan.
Sebuah kecamatan di kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kebanyakan orang mengenal nama Cepu karena minyak dan kayu jati, walaupun masih banyak orang tidak tahu he..he..he..
Kalau ingat Cepu, pasti ingat Blok Cepu. Ya begitulah yang memang terjadi karena memang hari-hari kemarin atau belum lama ini banyak pemberitaan mengenai Blok Cepu. Meskipun hanya sebuah kecamatan yang luas wilayahnya tidak seberapa, namun letaknya yang strategis karena sebagai persimpangan ke kota-kota lain di sekitarnya yaitu Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Blora, Rembang, dan sebagainya, menjadikan kecamatan Cepu lebih ramai dibanding kabupaten Blora.
Menurut cerita Cepu merupakan nama yang diambil dari sebuah cerita Arya Penangsang yang terkena tombak  pada saat terjadi pertempuran. Tombak tersebut menancap di pahanya, dari cerita tersebut nama Cepu diambil karena “MENANCAP DI PAHA” dalam bahasa jawa “MANCEP NING PUPU” yang berasal dari kata dasar Tancap = Mancep, Paha = Pupu. Kata orang-orang termasuk kakekku sih bengono ceritanyo..... tapi ada pula yang mengartikan dengan sedikit guyonan ala Cepu yaitu Cepu berarti Cepitan Pupu....hahay....
Kalau nanti ada yang berkunjung ke kecamatan yang terletak diantara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dibatasi oleh Bengawan solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa, jangan sia-siakan kesempatan untuk menikmati suasana kecamatan Cepu, karena akan ada hal-hal menarik yang mungkin temen-temen temukan. Mulai dari bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda, kereta wisata (lokomotive milik perhutani), kuliner yang mungkin tidak ada di tempat lain, sampai suasana malam di taman seribu lampu atau bahasa gaulnya ONE THOUSAND LAMPS PARK.. hahay....
Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga kini, diantaranya adalah loji klunhung, Gedung pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda yang biasa disebut Kuburan Londo, jalur kereta, Depo stasiun Cepu, serta landasan pesawat terbang yang dapat dijumpai di desa Kapuan. Selain bangunan tua tak lupa beberapa Monumen yang menjadi ikon kecamatan Cepu antara lain Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda yang terletak di dekat kantor kecamatan Cepu, dan GPH Dipokusumo yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko. 
Monumen Ronggolawe

Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan kayu dan wisata hutan jati dengan lokomotive milik perhutani. Perjalanan wisata dengan menggunakan Lokomotive milik perhutani akan sangat disayangkan jika dilewatkan. Dipo lokomotive milik perhutani ini mempunyai beberapa lokomotive diantaranya  lokomotive uap buatan Berliner Maschinenbau tahun 1928 untuk perjalanan wisata  yang diberi nama Tudjubelas, entah apa arti dari nama tersebut. Di Dipo milik perhutani setidaknya masih ada dua lagi lokomotive sejenis yang bernama Agustus dan Bahagia. Sedangkan rute yang akan dilalui sepanjang 22 Km, kereta wisata tersebut melintasi daerah perkampungan, ladang, hutan dan perbukitan menuju Gubuk Payung. Ditengah perjalanan wisata temen-teman akan melintas dian atas jalan raya Cepu – Blora yang dikenal dengan nama Bruk Brosot( lewat bawah jembatan), karena memang jalan raya tersebut lewat dibawah rel kereta. Di akhir perjalan yaitu di tujuan kereta wisata adalah Gubuk Payung, tempat yang berada dibawah rimbunan hutan jati yang menyuguhkan keindahan yang tidak bisa di dapatkan di tempat lain.
Pemandangan daerah pedesaan yang dilalui kereta wisata


Bruk brosot, jalan Cepu-Blora

Makanan khas yang akan dijumpai adalah ledre pisang raja, nasi pecel, bethithi, lonthong tahu dll. Bethithi adalah salah satu makanan khas yang biasanya sebagai teman untuk menikmati nasi jagung. Ada pula makanan yang biasa disebut “Enthung”. Enthung adalah kepompong dari ulat pohon jatiyang hendak jadi kupu-kupu. Musim enthung biasanya datang setahun sekali setelah musim hujan. Konon enthung mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau di tumis dengan beberapa bumbu. Tapi bagi yang tidak biasa jangan coba-coba, karena buat sebagian orang Enthung bisa menyebabkan alergi atau berupa gatal-gatal di sekujur tubuh, orang daerah Cepu biasa menyebutnya “Bidhuren”, tapi tenang saja karena gatal-gatal ini dengan mudah dapat diobati dengan obat anti alergi dari toko obat atau apotek. Tantangan yang cukup menarik bukan?!hehehehe.....
Oseng-oseng Enthung

Ketika matahari tenggelam tiba saatnya menikmati suasana malam kecamatan Cepu di keramaian Taman Seribu Lampu, dinamakan Taman Seribu Lampu karena memang taman tersebut terdapat lampu penerangan taman yang jumlahnya cukup banyak untuk taman seukuran itu. Pada malam hari taman ini selalu ramai dikunjungi masyarakat yang menjadi sarana hiburan dan tempat nongkrong, karena banyak dijumpai pedagang makanan, pakaian, mainan anak atau hanya sekedar cuci mata. Diantara hiburan dan makanan yang dijajakan disana ada minuman yang populer bagi masyarakat Cepu yaitu Kopi Kothok. Kopi Kothok ini sangat mudah diemukan di daerah Cepu, karena memang sebagian masyarakat Cepu menyukai jenis minuman ini.
Taman seribu lampu, siang hari


Taman seribu lampu, malam hari

Huft...tak terasa aku sudah bercerita panjang lebar tentang daerah kelahiranku. Ini adalah cerita pertamaku, jadi kalau ada yang kurang kasih taw ya...hehehe...
Eittttzzzzz....jangan lupa tuk mapir di Cepu.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS